Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pihak medis atau dokter mampu
menyelamatkan lebih dari 3 juta nyawa di dunia pada tahun 2025 jika
menawarkan obat AIDS kepada pengidap HIV lebih cepat, segera setelah
mereka diketahui positif mengidap virus mematikan itu. Hal ini tentu
memberikan harapan yang lebih nyata terhadap pengobatan HIV/AIDS dari
pada pengobatan alternatif yang banyak ditawarkan kepada masyarakat di
Indonesia oleh pihak tertentu. Namun patut disayangkan pengobatan
alternatif tersebut masih menggunakan sebuah metode yang tanpa didasari
penelitian mengenai efektifitas terhadap penyembuhan pada penderita
HIV/AIDS atau bisa kita sebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) terlebih
dahulu. Bisa dibayangkan jika itu terjadi maka selain membuang-buang
waktu dan biaya dengan sesuatu yang tidak bisa dipercaya tanpa didasari
dengan penelitian juga dapat membahayakan nyawa dari penderita karena
penanganan yang tidak tepat.
Satu-satunya obat yang saat ini dipercaya sebagai obat dari HIV/AIDS
adalah Obat antiretroviral (ARV) yang telah dikenal luas sebagai obat
yang dapat menghambat perkembangan penyakit HIV/AIDS. Obat ini memang
tidak menyembuhkan, tetapi setidaknya dapat memperpanjang harapan hidup
penderita dan tetap bisa beraktivitas normalnya tanpa digerogoti kondisi
sakitnya. Di Indonesia kita kenal 2 jenis regimen terapi ARV yang
sering kita kenal dengan Terapi Lini Pertama dan terapi Lini Dua.
Standar dalam menjalani pengobatan setidaknya menggunakan 3 jenis obat
dari 2 golongan obat yang berbeda, Pengobatan dengan menggunakan 3 jenis
obat sering sekali disebut dengan HAART (Highly Active Antiretroviral
Therapy). Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menekan replikasi HIV
dalam tubuh manusia. ARV sangat efektif untuk menekan angka kematian dan
kesakitan pada orang dengan HIV sehingga dengan mengkonsumsi ARV dengan
benar maka dapat meningkatkan kualitas hidup Orang dengan HIV. ARV di
Indonesia sudah ada sejak tahun 2006. Obat-obatan antiretroviral ini
mendapatkan subsidi dari pemerintah, sehingga ODHA tidak perlu membayar
untuk mendapatkannya. Obat ini sendiri sejak tahun 2006 telah mampu
diproduksi di dalam negeri dalam bentuk generik. Meski tidak bisa
dipungkiri bahwa jenis obat ARV yang telah mampu diproduksi di dalam
negeri masih sangat terbatas dan untuk beberapa jenis lainnya masih
dimport. Hasil dari program obat ARV bersubsidi ini adadalah menurunya
angka kematian akibat HIV di Indoenesia. Jika semula angka kematian di
Indonesia dapat mencapai 42 persen, maka belakangan angka kematian
akibat HIV dapat ditekan menjadi di bawah 5 persen. Angka kematian ini
masih dapat ditekan lagi sekiranya HIV ditemukan lebih dini dan ODHA
cepat mengkonsumi ARV. Beberapa terapi pendukung lainnya yang memang
penting dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan ODHA khususnya
adalah suplemen-suplemen yang bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh
manusia.
Saat
ini penelitian mengenai obat yang benar-benar dapat menyembuhkan ODHA
telah banyak dilakukan diberbagai penjuru dunia tidak terkecuali di
Indonesia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan yang berjalan dengan pesat membuat penelitian untuk
pengobatan HIV/AIDS semakin beragam, bahkan banyak yang sudah mengklaim
telah menemukan obat untuk penyakit ini. Salah satu contoh penelitian
yang ada di Indonesia adalah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi
Perlebahan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT Unair),
Surabaya yang melakukan uji klinis dengan menggabungkan terapi propolis
atau air liur dan racun lebah dilakukan secara simultan dengan ARV.
Rusia oleh Ilmuwan dari Vector Institute, Novosibirsk, Rusia, juga
mengklaim telah menemukan pengobatan potensial untuk HIV/AIDS (human
immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome). Pengobatan
ini ada pada jamur yang disebut Chaga. Dalam riset yang dilakukan, para
ilmuwan memilih 82 jenis dari 33 tipe jamur yang tumbuh di barat daya
Siberia. Hasilnya, jamur Chaga menunjukkan spektrum paling luas sebagai
antiretroviral. Denmark, Amerika, dan Nigeria masing-masing juga telah
mengklaim telah menemukan titik terang mengenai obat yang bisa digunakan
untuk pengobatan penyakit HIV/AIDS hingga benar-benar sembuh. Jika
klaim yang para peneliti sebutkan tersebut nyata dan berhasil maka akan
menjadi sebuah pencapaian besar dalam penanggulangan wabah penyakit
ini.
Dunia pengobatan alternatif HIV/AIDS yang ada di Indonesia juga tidak
kalah dengan pencapaian dunia medis dan boleh dibilang cukup berani
menjanjikan kesembuhan bagi para penderita penyakit ini. Mengingat untuk
para ilmuan yang ahli dan menggunakan teknologi canggih saja masih
dipertanyakan dan perlu pembuktian mengenai efektifitas temuanya.
Menjadi sebuah tanda tanya karena pengobatan alternatif yang selama ini
beredar di Indonesia sudah berani menjanjikan kesembuhan bagi ODHA.
Boleh percaya atau tidak, Namun perlu diingat bahwa jika ingin melakukan
pengobatan alternatif harus dengan pertimbangan yang cukup, dan jangan
hanya memperhatikan aspek karena sudah bosan dalam menjalani pengobatan
menggunakan ARV dan tergiur janji akan kesembuhan yang ditawarkan dengan
segera, namun keamanan dan metode penyembuhan juga harus kita
perhatikan. Satu cara yang lebih bijak adalah dengan mengkonsultasikan
rencana ini dengan dokter terlebih dahulu. Pengobatan alternatif
umumnya adalah dengan metode pengobatan herbal, dari segi efek samping
umumnya memang akan menimbulkan efek yang lebih aman dari pada
pengobatan dengan menggunakan ARV seperti yang diresepkan oleh dokter.
Tapi dalam kasus terharap ODHA akan riskan jika saat dalam pengobatan
secara medis kemudian secara sepihak beralih menuju pengobatan
alternatif tanpa sepengetahuan dokter yang menangani dan berhenti
mengkonsumsi ARV, maka justru akan sangat membahayakan ODHA. Tanpa
mengonsumsi ARV, semua ODHA cepat atau lambat akan memburuk kesehatannya
dan kemungkinan terburuknya adalah meninggal. Atau jika ODHA yang ingin
mengganti sementara waktu pengobatan dengan ARV ke obat-obat herbal
juga berbahaya karena beresiko menimbulkan efek resistensi atau
pengebalan ARV terhadap virus HIV untuk pemakaian selanjutnya. Artinya,
tindakan beralih dari pengobatan medis ke pengobatan tradisional hanya
akan membahayakan ODHA, sebab manfaat ARV adalah penting karena dapat
menjaga kesehatan, dan memperbaiki kualitas hidup ODHA, namun memang ada
efek samping yang akan dirasakan tetapi bisa ditanggulangi dengan
baik.
Bahan obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan alternatif yang selama
ini banyak diketahui salah satunya adalah bersumber dari hewan tokek.
Sebuah tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, Cina (2008),
menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons
sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi
sel-sel tumor. Namun untuk pengobatan HIV/AIDS, sampai saat ini belum
ada riset untuk membuktikan efektifitasnya. Bagaimana mengenai buah
manggis yang dikenal memiliki antioksidan paling tinggi dari buah yang
lain, atau buah merah atau mahkota dewa yang terkenal sangat berkhasiat
untuk mengobati berbagai macam penyakit? Jawabanya adalah sama saja,
karena ARV memang harus terus dilanjutkan Untuk terapi pengobatan
HIV/AIDS. Belum ada yang dapat membuktikan secara klinis efek dari
obat-obat tersebut yang diklaim dapat digunakan untuk penyembuhan
penyakit HIV/AIDS. Posisi yang lebih tepat untuk pengobatan alternatif
menggunakan herbal adalah pengobatan tambahan (suportif), Artinya, ARV
wajib terus dikonsumsi jangka panjang dan boleh ditambah obat alternatif
sebagai suplemen untuk membantu menjaga dan meningkatkan kesehatan
ODHA.
Kondisi yang menyebabkan ODHA ingin beralih dari pengobatan medis ke
alternative bisa disebabkan karena ODHA bosan sudah sekian lama meminum
ARV beserta efek samping yang ditimbulkan namun tak kunjung sembuh.
Untuk efek samping tentu sudah disiapkan antisipasinya oleh dokter
dengan menambahkan beberapa obat lain seperti obat pusing, mual atau
vitamin. Namun untuk menghadapi bosan karena sudah begitu lama
mengkonsumsi ARV adalah masalah yang terlihat sepele namun bisa
mengakibatkan sesuatu yang serius. Tips Untuk ODHA dan keluarga atau
kerabat ODHA agar tidak bosan atau jenuh mengkonsumsi ARV adalah sebagai
berikut :
- Untuk keluarga dan kerabat agar selalu memberikan motivasi dan semangat secara berkala dan tak kenal bosan, karena dukungan dan perhatian dari keluarga atau kerabat akan sangat bermanfaat bagi psikis ODHA dalam keaseharianya dan selanjutnya agar mereka tidak merasa dikucilkan.
- Untuk keluarga dan kerabat cobalah sekali waktu mengajaknya untuk melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat seperti kegiatan amal mengenai penyakit HIV/AIDS agar menumbuhkan motivasi dan perasaan lebih baik yang selanjutnya akan memicu semangat untuk bisa sembuh dan membantu orang lain yang memiliki keluhan yang sama agar tak patah semangat. Tentu dengan melihat kondisi ODHA bersangkutan.
- Untuk ODHA, Tetap jalani hidup dengan bahagia. menderita salah satu penyakit yang paling mematikan didunia memang tidak akan menyenangkan bagi siapapun, tapi cobalah untuk berbahagia, pikirkan mengenai hikmah dan sesuatu untuk direnungkan tentang apa yang sedang berjalan sekarang, bersyukurlah walau mungkin ada perasaan kecewa. perlu diingat bahwa penderita ODHA diseluruh dunia merasakan hal yang sama, bahkan ada yang lebih buruk, jangan sia-siakan hidup, selama masih bernafas akan ada banyak kesempatan dan kebahagiaan yang bisa diraih.
Dari uraian diatas bisa disimpulkan pengguaan ARV dapat digunakan
bersamaan dengan media pengobatan alternatif berupa obat-obatan herbal
maka dengan demikian peluang untuk meningkatkan dan memelihara derajat
dan kualitas hidup ODHA akan lebih besar. Kemudian mengingat obat yang
pasti dapat menyingkirkan atau membunuh Virus HIV masih dalam tahap
wacana sudah ditemukan maka tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah
dengan melaksanakan prosedur yang sudah ada yaitu dengan mengkonsumsi
ARV untuk mencegah penyebarluasan virus HIV dalam tubuh. Pengobatan
alternatif sepenuhnya belum bisa dipercaya sebagai pengobatan yang bisa
menyembuhkan ODHA. Karena belum ada penelitian mengenai efektifitas
metode yang dilakukan, pengobatan alternatif berupa penggunaan obat-obat
herbal hanya bersifat terapi tambahan. Penaganan ODHA akan lebih baik
jika dilaksanakan dengan cepat setelah diketahui sudah terinfeksi virus
HIV, karena akan secepatnya di terapi menggunakan obat-obatan retroviral
untuk menekan pertumbuhan virus HIV. Bagi ODHA dan keluarga atau
kerabat ODHA memberikan semangat dan dorongan moral akan berperan banyak
dalam upaya pegobatan HIV/AIDS.
Komentar Tabib Masrukhi :
Hubungan itu ada benarnya, namun alternatif tergantung metode dan bahan herbal yang di gunakan agar penyakit HIV benar benar sembuh.Tidak asal meningkatkan stamina tubuh jika pengobatan alternatif hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh tentu tidak perlu biaya mahal. anda bisa mendapatkan dengan meniran / sambiloto dll tidak perlu mahal. karena itu odha pandai pandailah memilih memilah pengobatan alternatif.
Daftar pustaka :
- Anonym. (2013) khasiat tokek untuk kesehatan. Available from: http://www.tipscaraterbaik.com/khasiat-tokek-untuk-kesehatan.html, accessed 10 November 2013.
- Anonym. (2013) panduan baru dalam pengobatan HIV. Available from: http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/06/130630_aids_acuan_baru_kesehatan.shtml. accessed 10 November 2013.
- Anonym.(2012) Terapi ARV Lini 1 dan 2, available from: http://www.odhaberhaksehat.org/2012/terapi-arv-lini-1-dan-2/, accessed 10 november 2013.
- Anonym. (2013) Unair Temukan Obat HIV/AIDS dari Air Liur dan Racun Lebah. available from: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/05/28/mni5yb-unair-temukan-obat-hivaids-dari-air-liur-dan-racun-lebah, accessed 10 November 2013.
- Bararah, V.F. (2012) 3 Orang Penderita HIV AIDS Bisa Sembuh, available at http://health.detik.com/read/2012/08/03/161839/1982694/763/3-orang-penderita-hiv-aids-bisa-sembuh, accessed 10 November 2013.
- Djauzi.s.(2013) obat herbal untuk hiv?. available at http://sains.kompas.com/read/2013/02/24/05063919/Obat.Herbal.untuk.HIV., accessed 10 November 2013
- Sartika.K. (2013) Obat HIV/AIDS telah ditemukan?. Available from: http://www.tabloidbintang.com/extra/fenomena/66873-obat-hiv-aids-telah-ditemukan.html, accessed 10 November
0 comments:
Posting Komentar
Berbagi pengalaman suport karena Allah