Apakah perbedaan antara HIV-1 dan HIV-2?
Saat ini ada dua tipe (type) HIV: HIV-1 dan HIV-2. Di seluruh
dunia, virus yang utama adalah HIV-1, dan umumnya bila orang terserang
HIV tanpa ditentukan tipe virusnya, maksudnya adalah HIV-1. Baik HIV-1
dan HIV-2 disebarkan melalui hubungan seksual, darah, dan dari
ibu-ke-bayi, serta keduanya terlihat mengakibatkan AIDS yang secara
klinis tidak dapat dibedakan.
Namun, HIV-1 lebih mudah disebarkan dibanding dengan HIV-2, dan
jangka waktu antara penularan dan penyakit yang timbul karena HIV-2
lebih lama.
Ada berapa banyak subtipe HIV-1?
HIV-1 adalah virus yang sangat berubah-ubah yang dapat bermutasi dengan sangat mudah. Jadi ada banyak jenis (strain) HIV-1 yang berbeda-beda. Jenis ini digolongkan menurut golongan (group) dan subtipe (subtype). Ada dua golongan, yaitu golongan M dan golongan O.
Pada September 1998, peneliti dari Perancis mengumumkan penemuan
jenis HIV baru pada seorang wanita dari Kamerun di Afrika Barat. Jenis
ini tidak termasuk dalam golongan M atau pun golongan O, dan hanya
ditemukan pada tiga orang lainnya, semua di Kamerun.
Saat ini dalam golongan M sedikitnya diketahui ada sepuluh subtipe
HIV-1 yang secara genetis berbeda. Subtipe ini terdiri dari A sampai J.
Tambahan pula, golongan O terdiri dari beberapa golongan yang berbeda
dari virus yang sangat beraneka ragam. Subtipe di golongan M dapat
berbeda antar subtipe sebanyak perbedaan golongan M dengan golongan O.
Setiap subtipe ditemukan di mana?
Subtipe tersebar sangat tidak merata di seluruh dunia. Sebagai
contoh, subtipe B kebanyakan ditemukan di sekitar Amerika (utara dan
selatan), Jepang, Australia, Karibia, dan Eropa; subtipe A dan D adalah
yang paling sering ditemukan di Afrika sub-Sahara; subtipe C di Afrika
Selatan dan India; dan subtipe E di Republik Afrika Tengah, Thailand,
dan negara lainnya di Asia Tenggara. Subtipe F (Brazil dan Rumania), G
dan H (Rusia dan Afrika Tengah), I (Siprus), dan golongan O (Kamerun)
mempunyai prevalensi sangat rendah. Di Afrika, sebagian besar subtipe
ditemukan, walaupun subtipe B kurang umum.
Apakah perbedaan utama antara subtipe ini?
Perbedaan utama terletak pada susunan genetisnya; perbedaan yang
bersifat sangat biologis di tabung percobaan dan pada manusia dapat
mencerminkan hal ini.
Juga dikesankan subtipe tertentu dapat dihubungkan dengan cara
penyebaran tertentu pula: misalnya, subtipe B dengan hubungan
homoseksual dan penggunaan narkotik secara suntikan (pada intinya,
melalui darah) dan subtipe E dan C, melalui hubungan heteroseksual
(melalui jalur mukosal).
Penelitian di laboratorium yang dilakukan oleh Dr. Max Essex dari Harvard School of Public Health
di Boston, AS, menunjukkan subtipe C dan E menularkan dan menggandakan
diri lebih efisien dibandingkan dengan subtipe B pada sel Langerhans
yang ada dalam mukosa vagina, leher rahim, dan kulup penis, tetapi
tidak pada dinding dubur. Data memperlihatkan HIV subtipe E dan C lebih
mudah menyebar secara heteroseksual dibandingkan dengan subtipe B.
Namun diingatkan, haruslah berhati-hati dalam menerapkan penelitian
dari tabung percobaan ke keadaan hidup yang nyata. Faktor tidak tetap
lain yang mempengaruhi risiko penyebaran, seperti tahapan penyakit HIV,
kekerapan terpajan, penggunaan kondom, dan adanya penyakit menular
seksual (PMS), juga harus dipertimbangkan sebelum kesimpulan yang pasti
dapat diambil.
Apakah beberapa subtipe lebih menular dibandingkan dengan lainnya?
Beberapa penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan subtipe E
menyebar secara lebih mudah dibanding dengan subtipe B. Pada satu
penelitian yang dilakukan di Thailand (Mastro dkk., The Lancet,
22 Januari 1994), ditemukan angka rata-rata penularan subtipe E di
antara pekerja seks wanita dan kliennya lebih tinggi dibandingkan dengan
subtipe B yang ditemukan di kelompok umum di Amerika Utara.
Pada penelitian kedua yang dilakukan di Thailand (Kunanusont, The Lancet,
29 April 1995), antara 185 pasangan dengan satu pasangan yang
terinfeksi HIV subtipe E atau B, ditemukan bahwa kemungkinan penularan
pada pasangan tersebut lebih tinggi pada yang terinfeksi subtipe E (69%)
dibandingkan dengan subtipe B (48%). Ini mengesankan subtipe E dapat
lebih mudah ditularkan.
Namun penting untuk dicatat, tidak ada satu penelitian pun yang
dirancang untuk memantau secara penuh terhadap berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi risiko penularan.
Apakah subtipe E adalah subtipe baru?
Subtipe E bukanlah subtipe baru. Contoh darah yang disimpan
menunjukkan subtipe E telah dikenal pada permulaan wabah di Afrika
Tengah dan awal 1989 di Thailand.
Apakah tes antibodi HIV umum mampu mendeteksi semua subtipe?
Tes antibodi HIV rutin yang saat ini digunakan untuk skrining darah
dan diagnosis mendeteksi semua subtipe HIV. (Sebagian besar perusahaan
telah mengubah tesnya, sehingga tes dapat mendeteksi jenis O dari
golongan HIV-1 yang baru diketahui.)
Apakah ada subtipe lagi yang mungkin "muncul?"
Hampir dapat dipastikan subtipe genetis HIV baru akan ditemukan di
masa mendatang, dan tentu subtipe baru akan berkembang sebagaimana virus
terus bermutasi. Subtipe yang ada saat ini juga akan terus menyebar ke
daerah yang baru selama wabah berlanjut di seluruh dunia.
Namun, di beberapa negara hanya ada sedikit pemantauan yang dilakukan untuk mendeteksi subtipe. Misalnya, di Inggris, Public Health Laboratory Service
(pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat) milik pemerintah yang
bertanggung jawab untuk memantau penyebaran HIV di negara tersebut,
dalam sebulan hanya menganalisis dua infeksi baru untuk informasi
subtipe.
Apakah dampak keragaman HIV terhadap penelitian pengobatan dan vaksin?
Diperlu lebih banyak penelitian. Beberapa subtipe HIV yang telah
diteliti di laboratorium mempunyai sifat pertumbuhan dan imunologi yang
berbeda; perbedaan ini perlu ditunjukkan pada manusia.
Tidak diketahui apakah perbedaan genetis pada subtipe E atau subtipe
lain sebenarnya membuat perbedaan pada risiko penyebaran, reaksi
terhadap terapi antiretroviral, atau pencegahan oleh vaksin. Jika
perbedaan genetis ini membuat perbedaan dalam efektivitas vaksin, tentu
ini menunjukkan hambatan penting terhadap pengembangan vaksin HIV yang
efektif secara luas atau cocok untuk seluruh dunia. Vaksin influenza
kadang-kadang harus diubah dan diperbaharui karena adanya perbedaan
genetis dalam virus influenza. Mungkin tindakan yang sama perlu
dilakukan pada vaksin HIV.
Sumber: AVERT