Tidak
ada obat untuk menyembuhkan infeksi HIV, tapi ada pengobatan yang bisa
memperlambat perkembangan penyakit. Perawatan ini bisa membuat orang
yang terinfeksi untuk hidup lebih lama dan bisa menjalani pola hidup
sehat. Ada berbagai macam jenis obat yang dikombinasikan untuk
mengendalikan virus.
Obat-obatan Darurat Awal HIV
Jika
merasa atau mencurigai baru saja terkena virus dalam rentan waktu 3×24
jam, obat anti HIV bisa mencegah terjadinya infeksi. Obat ini bernama post-exposure prophylaxis
(PEP) atau di Indonesia dikenal sebagai profilaksis pasca pajanan.
Profilaksis adalah prosedur kesehatan yang bertujuan mencegah daripada
mengobati.
Pengobatan ini harus dimulai maksimal tiga hari setelah
terjadi pajanan (terpapar) terhadap virus. Idealnya, obat ini bisa
diminum langsung setelah pajanan terjadi. Makin cepat pengobatan, maka
lebih baik.
Pengobatan memakai PEP ini berlangsung selama sebulan.
Efek samping obat ini serius dan tidak ada jaminan bahwa pengobatan ini
akan berhasil. PEP melibatkan obat-obatan yang sama seperti pada orang
yang sudah dites positif HIV.
Obat ini bisa Anda dapatkan di dokter spesialis penyakit infeksi menular seksual (IMS) atau di rumah sakit.
Hasil Tes Positif HIV
Hasi
tes positif atau reaktif berarti kita terinfeksi HIV. Hasil tes ini
seharusnya disampaikan oleh penyuluh (konselor) atau pun dokter. Mereka
akan memberi tahu dampaknya pada kehidupan sehari-hari dan bagaimana
menghadapi situasi yang terjadi saat itu.
Tes darah akan dilakukan
secara teratur untuk mengawasi perkembangan virus sebelum memulai
pengobatan. Pengobatan dilakukan setelah virus mulai melemahkan sistem
kekebalan tubuh manusia. Ini bisa ditentukan dengan mengukur tingkat sel
CD4 dalam darah. Sel CD4 adalah sel yang bertugas untuk melawan
infeksi.
Pengobatan biasanya disarankan setelah CD4 di bawah 350,
entah terjadi gejala atau tidak. Jika CD4 sudah mendekati 350,
disarankan untuk melakukan pengobatan secepatnya. Tujuan pengobatan
adalah untuk menurunkan tingkat virus HIV dalam darah. Ini juga untuk
mencegah atau menunda penyakit yang terkait dengan HIV. Kemungkinan
untuk menyebarkannya juga menjadi lebih kecil.
Keterlibatan Penyakit Lain
Bagi penderita hepatitis B dan hepatitis C
yang juga terinfeksi HIV, pengobatan disarankan ketika angka CD4 di
bawah 500. Jika penderita HIV sedang menjalani radioterapi atau
kemoterapi yang akan menekan sistem kekebalan tubuh, pengobatan
dilakukan dengan angka CD4 berapa pun. Atau ketika Anda juga menderita
penyakit lain seperti TB, penyakit ginjal, dan penyakit otak.
Obat-obatan Antiretroviral
Antiretroviral
(ARV) adalah beberapa obat yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV.
Obat-obatan ini tidak membunuh virus, tapi memperlambat pertumbuhan
virus. HIV bisa mudah beradaptasi dan kebal terhadap satu golongan ARV.
Oleh karena itu kombinasi golongan ARV akan diberikan.
Pengobatan
kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral (ART).
Biasanya pasien akan diberikan tiga golongan obat ARV. Kombinasi obat
ARV yang diberikan berbeda-beda pada tiap-tiap orang, jadi jenis
pengobatan ini bersifat pribadi atau khusus.
Beberapa obat ARV
sudah digabungkan menjadi satu pil. Begitu pengobatan HIV dimulai,
mungkin obat ini harus dikonsumsi seumur hidup. Jika satu kombinasi ARV
tidak berhasil, mungkin perlu beralih ke kombinasi ARV lainnya.
Jika
menggabungkan beberapa tipe pengobatan untuk mengatasi infeksi HIV, hal
ini bisa menimbulkan reaksi dan efek samping yang tidak terduga. Selalu
konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat yang lain.
Pengobatan HIV Pada Wanita Hamil
Bagi
wanita hamil yang positif terinfeksi HIV, ada obat ARV khusus untuk
wanita hamil. Obat ini untuk mencegah penularan HIV dari ibu kepada
bayinya. Tanpa pengobatan, terdapat perbandingan 25 dari 100 bayi akan
terinfeksi HIV. Risiko bisa diturunkan kurang dari satu banding 100 jika
diberi pengobatan sejak awal.
Dengan pengobatan lebih dini,
risiko menularkan virus melalui kelahiran normal tidak meningkat. Tapi
bagi beberapa wanita, tetap disarankan untuk melahirkan dengan operasi
caesar.
Bagi wanita yang terinfeksi HIV, disarankan untuk tidak
memberi ASI kepada bayinya. Virus bisa menular melalui proses menyusui.
Jika Anda adalah pasangan yang menderita HIV, bicarakan kepada dokter
sebagaimana ada pilihan untuk tetap hamil tanpa berisiko tertular HIV.
Konsumsi Obat Secara Teratur
Anda
harus membuat jadwal rutin untuk memasukkan pengobatan HIV ke dalam
pola hidup sehari-hari. Pengobatan HIV bisa berhasil jika Anda
mengonsumsi obat secara teratur (pada waktu yang sama setiap kali minum
obat). Jika melewatkan satu dosis saja, efeknya bisa meningkatkan risiko
kegagalan.
Efek Samping Pengobatan HIV
Semua
pengobatan untuk HIV memiliki efek samping yang tidak menyenangkan.
Jika terjadi efek samping yang tidak normal, Anda mungkin perlu mencoba
kombinasi obat-obatan ARV yang lainnya. Berikut adalah contoh efek
samping yang umumnya terjadi:
- Kelelahan
- Mual
- Ruam pada kulit
- Diare
- Satu bagian tubuh menggemuk, bagian lain kurus
- Perubahan suasana hati