Di seluruh dunia, para ODHA (Orang dengan HIVAIDS) yang sembuh dari AIDS sudah sangat banyak jumlahnya. Kesembuhan mereka adalah bukti nyata bahwa AIDS bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Bahkan, mereka mendapatkan kesembuhan bukan karena obat-obatan kimia, tapi karena perbaikan nutrisi dan obat alami.
Namun, bertolak belakang dengan realita kesembuhan yang makin banyak
di seluruh dunia, komunitas medis konvensional dan media massa umum,
tetap saja memberitakan informasi bahwa AIDS merupakan penyakit yang
tidak bisa disembuhkan dan Odha berkewajiban untuk mengonsumsi ARV
seumur hidup mereka.
Demonstrasi aktivis AIDS Denialist di New York
Informasi yang di dapat dari banyak sumber ini mencoba menguak
sedikit rahasia tentang adanya mafia kesehatan kasus HIV/AIDS, dimana
para mafia terus “mencuci otak” masyarakat dan praktisi medis untuk
percaya bahwa AIDS tidak bisa disembuhkan dan satu-satunya obat yang
bisa diandalkan HANYALAH ARV. Dengan kepercayaan seperti ini, mereka
mendapatkan uang yang sangat banyak dari repeat order SEUMUR HIDUP para Odha, terlebih repeat order tersebut adalah dari seluruh dunia.
Jika banyak masyarakat dan praktisi medis tahu bahwa AIDS bisa
disembuhkan dan obat alamilah satu-satunya pengobatan yang dapat
diandalkan (bahkan tanpa efek samping), maka para mafia ini akan
kehilangan pendapatan terbesarnya, karena masyarakat dunia stop menjadi
“langganan setia mereka”.
KESAKSIAN PARA ODHA TANPA ARV
Pertama-tama saya akan bagikan sebagian kecil kesaksian para Odha
tanpa ARV, yang menunjukkan bahwa mereka tidak perlu ARV dan hidup
mereka bisa normal berkat perbaikan nutrisi serta obat alami. Kita simak
dulu kesaksian dari para Odha luar negeri, kemudian para Odha
Indonesia.
1. Norman Sartor, Kanada
Nama saya Norman Sartor. Saya dulu didiagnosa dengan gejala AIDS di
bulan Desember 1995 dimana CD4 saya adalah 51. Pada saat itu tidak ada
test viral load dan di bulan Februari 1996, saya mulai memakai AZT,
satu-satunya perawatan resmi dari Health Canada. Kemudian selama Lebih
dari 10 tahun, saya mendapat ARV yang meliputi AZT, 3TC, Saquinavir,
Zerit, Norvir, Viracept, Sustiva, Fuzeon, Viread and Kaletra.
Celexa, Septra, Marinol, Bactrum, Losec, Teveten, Pariet, Crestor,
Lipitor, Welbutrin, Prozac, Hydrochlorothiazide dan Lorazepam,
diresepkan ke saya untuk mengatasi efek samping yang ada yaitu berat
badan turun, sariawan, keringat dingin di malam hari, jamur kuku,
lipoatrophy, ruam saraf, dan anemia. Gejala fisik dan psikologis lainnya
juga muncul.
Dengan Fuzeon, saya selalu mendapat suntikan 2 kali sehari, dan
sesudah 10 tahun memakai ARV dan obat untuk lipoatrophy, lemak tubuh
saya bertambah. Berulang-ulang muncul gejala ISR seperti kulit merah,
pembengkakan, dan kulit mengeras. Saya berpartisipasi dalam uji klinis
di bulan May 2005 yang disponsori oleh Canadian Immunodeficiency
Research Collaborative untuk mengevaluasi penggunaan alat suntik
Biojector CO2 dibandingkan penggunaan jarum hypodermic standar.
Lagi-lagi gejala ISR tetap muncul. Obat yang dipakai bersamaan dengan
Fuzeon adalah Kaletra, Viread dan 3TC.
Setelah bertahun-tahun meneliti HIV/AIDS, nutrisi, dan satu dekade
memakai ARV, pil-pil, serum, jarum suntik dan tembakan CO2, dan di atas
semua itu, yaitu mengalami berbagai efek samping obat-obatan, kecuali
kematian, saya pun akhirnya berhenti dari obat-obatan pada tanggal 16
Mei 2006. Mulai dari Agustus 2006 sampai dengan Januari 2007, terdapat
penurunan 49% untuk viral load dan peningkatan 38% untuk sel CD4. Saat
ini saya sudah lebih dari 1 tahun tanpa obat-obatan dan selama 1 tahun
tersebut bisa menghemat $50.000 untuk biaya pengobatan karena hanya
untuk Fuzeon saja bisa menghabiskan $2.650/bulan.
Saya pun beralih ke suplemen bulanan yaitu Selenium, NAC, Tryptophan
dan L-Glutamine dengan biaya $100-$120. Hasil positif yang saya capai
bukanlah suatu hal yang unik karena banyak Odha berhasil hidup normal
tanpa obat-obatan.
Pengukuran viral load dan CD4, penandaan test darah yang digunakan
untuk akses kesehatan dan penentuan terapi, tidak dirancang untuk orang
yang sehat. Dalam 1 dekade memakai terapi ARV dan obat-obatan kimia
lainnya, saya tidak dalam keadaan sehat. Saya mengalami tekanan darah
tinggi dan kadar kolesterol tinggi, fungsi hati yang tidak normal,
serangan osteoarthritis, duodenitis, peripheral neuropathy, nocturia,
lipoatrophy, serta hepatitis B yang berkembang ke grade 2. Sekarang
kebanyakan efek samping telah mereda dan baru pertama kali ini selama 10
tahun, hati saya berfungsi dengan normal. (Setelah berhenti dari ARV
dan obat-obatan kimia) hepatitis B saya sekarang jadi kondisi
pre-existing dan tetap terkontrol dengan pola makan yang benar.
Ada banyak pendekatan yang lebih manusiawi dalam mengatasi HIV/AIDS dengan cara merawat kita dibandingkan merawat penyakitnya.
2. Terry, Miami (Amerika Serikat)
Ada dua tanggal penting dalam hidup saya yang pernah terjadi berhubungan HIV dan AIDS.
Musim semi (Mei), 2000 saya terdiagnosis positif HIV oleh Dept.
Kesehatan di Florida. Segera saya mengatur janji temu dengan seorang
Spesialis Penyakit Menular. Saya telah menjalani hidup selibat (tanpa
seks) selama 5 tahun sesudah terdiagnosa positif HIV tapi ini saya
lakukan atas rekomendasi dokter keluarga karena saya juga menderita
Shingles (Herpes Zoster) yang sangat parah.
Dokter mengatakan bahwa saya akan meninggal dalam waktu 6 bulan jika
saya tidak segera memulai pengobatan HAART. Jadi, tanpa tahu apa-apa dan
karena percaya dengan ketetapan medis, saya pun menyetujui untuk
memulai HAART.
Selama lebih dari tujuh setengah tahun kemudian, dengan penuh
kepercayaan saya memakai HAART, setiap pagi dan sore, terus bervariasi
dari satu kombinasi obat ke kombinasi obat lainnya. Beberapa dari mereka
menyebabkan naiknya kadar kolesterol sehingga saya mengganti ke obat
lainnya. Beberapa pengobatan yang sudah saya pakai lama adalah
Combivir, Epiver, Sustiva, Viread, Trizivir, dan lain-lain.
Efek samping paling buruk yang pernah saya alami adalah kadar
kolesterol tinggi, berkurangnya otot (otot saya sekarang sangat
sedikit), masalah pencernaan dan perut kembung terus menerus, sembelit
berkepanjangan, dan pipi yang “melorot” ke bawah. Saya mulai terlihat
seperti hampir mati. Tapi dokter saya tidak akan mengakuinya. Saya juga
kehilangan sebagian besar gigi saya selama tahun pertama perawatan
medis… namun demikian viral load secara konsisten tak terdeteksi dan sel
T saya naik dari biasanya <200 menjadi sekitar 500 dan terus tetap
ke jumlah itu.
Singkat cerita, saya tidak menderita efek samping obat seburuk yang
pernah dialami orang lain. Setidaknya saya tidak menderita diare. Saya
terus melanjutkan kerja full time saya dan tidak pernah ijin
kerja karena sakit selain mungkin karena flu sekali dalam setahun. Bagi
orang lain, saya lebih terlihat sehat dibandingkan terlihat seperti
orang yang sedang sekarat.
Di tahun 2007, saya menemukan buku Christine Maggiore, “Bagaimana Jika Apa yang Anda Tahu tentang HIV adalah Salah? (What if everything you knew about AIDS is wrong),”
dan buku tersebut telah mengubah hidup saya. Saya segera membaca buku
Peter Duesberg setebal 800 halaman lebih, “Penemuan HIV/AIDS (The Invention of HIV/AIDS)”
dan di titik itu, tantangan terbesar saya adalah mengendalikan rasa
jijik dan amarah saya (terhadap penipuan hoax AIDS). Saya tetap bergumul
dengan semua itu setahun kemudian.
Selesai membaca buku Peter dan mencari-cari informasi lain yang ada,
saya bicara dengan dokter saya, yang sudah diganti di akhir tahun 2006
berhubung dokter sebelumnya berhenti praktek. Dokter baru benar-benar
sangat yakin dengan pandangan bahwa HIV menyebabkan AIDS dan obat HAART
adalah obat luar biasa yang bisa menyelamatkan hidup kita. Well…, saya
tahu bahwa saya tidak bisa terus membayar dokter dengan pikiran tertutup
seperti itu, jadi saya “memecatnya”. Tanpa saya sendiri sadari saat
itu, keputusan tersebut sangat memerdekakan… salah satu keputusan
terbaik yang pernah saya buat seumur hidup saya.
Saat itu adalah akhir Juli 2007. Saya berhenti dari semua pengobatan
HAART di hari pertama Agustus 2007. Saya juga berhenti mengecek viral
load dan sel T saya, sama sekali berhenti bertemu dengan dokter saya di
tahun ini, kecuali bertemu dokter gigi untuk check-up dan pembersihan,
dll. Toh saya tidak merasa perlu. Jumat ini akan menjadi ulang tahun ke
57 saya… dan saya bermaksud untuk merayakannya dengan cara berbeda.
Saya harus mengatakan bahwa saya tidak percaya dengan teori HIV=AIDS…
dan itulah dia… hanya sebuah teori…dan memiliki banyak “lubang” di
dalamnya. Saya tidak takut dengan status HIV saya, walaupun saya masih
diberi label positif HIV dan harus menyingkapkan fakta tersebut ke semua
pasangan seksual saya supaya terlepas dari tuduhan “pembunuhan” karena
tidak memberitahukan yang sebenarnya. Jadi, demikianlah status HIV saya
akan “menghantui” seumur hidup saya kecuali atau sampai industri
HIV/AIDS hancur. Kita hanya bisa berharap!
Saya belum pernah merasa begitu baik sebelumnya sejak melakukan
pembersihan tubuh dari racun kimia di musim gugur tahun lalu. Saya jadi
vegetarian sejak 1972, jadi saya mencoba untuk memiliki pola makan sehat
dan mengonsumsi suplemen vitamin. Saya melanjutkan bekerja penuh waktu,
memiliki usaha sendiri dan sangat sehat, bahagia serta sejahtera.
Saya mendukung siapapun yang terdiagnosa HIV untuk melakukan
penelitian sendiri. Rasanya “dag dig dug” saat pertama melakukannya
(penelitian sendiri)… dan memang demikian. Bagaimanapun juga, ada
banyak website dengan informasi dan pengetahuan dasar yang akan membantu
Anda membuat keputusan apakah akan melanjutkan pengobatan (HAART) atau
tidak. Setiap orang harus membuat keputusan tersebut untuk dirinya
sendiri… bukan karena saya, bukan karena dokter Anda atau bahkan
keluarga Anda. Ini adalah tubuh Anda, hidup Anda. Bukan milik orang
lain.
Dengan melakukan penelitian sendiri akan membantu Anda keluar dari
rasa takut yang telah “melekat” dalam jiwa Anda dan akan membantu Anda
untuk berpikir. Kami semua di sini akan mengatakan kepada Anda bahwa
bukti-bukti begitu banyak dan kita telah ditipu untuk percaya paradigm
“genocidal” mengerikan ini. Berpikirlah untuk diri sendiri.
Doa saya yang terbaik untuk Anda yang membaca kesaksian ini dan yang berada di situasi serupa (sebagai Odha).
3. Made, Bali
Pada September 2010, setelah mendapat informasi penyembuhan AIDS dari
Healindonesia, saya mencoba terapi herbal dengan memakai jamu tetes.
Tiga bulan sebelumnya dinyatakan positif HIV dengan gejala TBC dan mulai
memakai ARV lewat 2 bulan sesudah pengobatan TBC. Mempertimbangkan
dampak efek samping ARV, saya lebih memilih terapi herbal saja. Walaupun
dengan diagnosa positif HIV dan TBC, kondisi fisik saya sendiri
sebenarnya normal dan nafsu makan juga bagus. Saya sama sekali tidak
memperlihatkan gejala-gejala seperti orang sakit pada umumnya.
Sampai sekarang, saya hanya rutin memakai herbal untuk menjaga
kesehatan saya dan telah terbukti bahwa tanpa ARV saya baik-baik saja
layaknya orang normal.
4. Dani, Tangerang
Pada saat saya datang ke Yasar Nurma di bulan Juni 2009, kondisi saya
ada pembengkakan di leher, ketiak dan punggung belakang. Saya menderita
cacar, tumbuh jerawat di wajah dan punggung, jamur di selangkangan,
indikasi IMS. Hasil lab menunjukkan adanya Hepatitis C dan bronchitis.
Badan saya sering lemas, merasakan nyeri sendi, sakit di dada, vertigo,
diare dan gatal-gatal.
Saya harus akui dari awal terapi saya terlihat main-main sehingga
terapi saya dihentikan oleh Praktisi Yasar Nurma. Saya mohon maaf atas
sikap saya, herbal powder 2x sehari untuk 15 hari tidak pernah habis
tepat waktu, apalagi saya menutupi hasil rongent paru yang saya
beritahukan setelah 8 bulan terapi, dimana kondisi saya adalah stadium 2
dan berpikir masa bodoh dengan hasil lab.
Saya tidak mau terlihat berbeda atau membedakan diri diantara
teman-teman saya jadi apapun yang mereka tawarkan selalu saya terima
baik ajakan untuk nongkrong, narkoba, miras, nongkrong, begadang.
Walaupun tidak selalu sering, tapi menghabiskan waktu sampai larut malam
adalah kebiasaan saya.
Praktisi Yasar Nurma fokus terhadap Hepatitis C yang saya derita
dimana angka reaktifnya adalah 38,82 dengan LED 52. Setelah 4 bulan
terapi, di bulan Oktober 2009 saya test lab kembali dan ternyata hasil
lab hepatitis C turun menjadi 2,095 dengan LED 9.
Lalu di bulan Pebruari 2010 setelah berhenti terapi dari Yasar Nurma,
sesuai anjuran, sampai sekarang saya menggantian ARV dengan mengonsumsi
antibiotik alami, suplemen garlic dan air ionisasi. Saya tidak lagi
tergantung dengan hasil tes HIV dan CD4 dan berusaha melupakan karena
Yang Maka Kuasa berkenan atas umur saya. Saya hanya ingin melepas ARV
sebagai tempat bergantung seumur hidup.
4. Bobby, Maumere
Saya mulai terapi di Yasar Nurma Foundation bulan Maret 2010. Pada
saat itu saya menderita jamur di mulut, nyeri ulu hati, sinusitis,
pnuemonia, dan sakit kuning.
Karena gejala yang terjadi pada saya mirip dengan HIV dan dibantu
dengan rekan farmasi, memulai terapi di Yasar Nurma dengan kondisi apa
adanya. Saya di diagnosa lewat telpon dan sms, saya informasikan keluhan
dan gejala yang terjadi, lalu pesan herbal kapsul isi 180 kapsul 3x
sehari 2 kapsul untuk 1 bulan pemakaian.
Saya cukup beruntung karena walaupun di daerah terpencil, saat merasa
sakit, saya dibantu dan dipantau oleh rekan farmasi disini. Yasar Nurma
memberikan terapi food combaining sesuai dengan kondisi penyakit saya
saat ini, mengajarkan saya apa yang harus dihindari dan apa yang boleh
dikonsumsi.
Saya berpikir untuk mencoba dulu apa yang disarankan Yasar Nurma.
Kalaupun misalnya penyakit saya tidak ada perubahan, toh otomatis saya
tinggal hentikan pemesanan herbalnya. Namun untunglah, sampai sekarang
saya pun masih terus mengonsumsi herbal tersebut karena ada proses
pemulihan dan penyembuhan, dimana hal tersebut dipantau oleh rekan
farmasi saya. Lagi pula saya ingin menghindari kemotrapi yang mahal dan
tidak ada semacam itu di kampung kami.
Dengan mengenal pengobatan secara holistik, saya jadi tahu banyak
macam tentang herbal terutama di daerah kami di pesisir, ada banyak
jenis tanaman dan buah, yang awalnya kami tidak tahu khasiatnya,
akhirnya dapat kami jadikan menu sehat kami disini. Kini saya terbebas
dari kewajiban minum ARV karena semua kondisi sakit bisa diatasi dengan
nutrisi dan herbal.
PERBEDAAN OBAT KIMIA ARV DENGAN OBAT ALAMI
ARV
|
OBAT ALAMI
|
Tidak bisa menyembuhkan AIDS. | Bisa menyembuhkan AIDS. |
Karena tidak bisa menyembuhkan, maka harus dikonsumsi seumur hidup. | Ketika sudah sembuh, Odha bisa stop pengobatan. |
“Memperbudak” Odha SEUMUR HIDUP dengan kewajiban jadwal ketatnya yang harus dikonsumsi tepat waktu. | Tidak memperbudak Odha seumur hidup karena jadwal konsumsinya fleksibel. |
Bahan kimia tidak ramah lingkungan yang penuh dengan efek samping. | Bahan alami ramah lingkungan dan pada umumnya tanpa efek samping. |
Mikroba makin kebal atau resisten walaupun dikonsumsi dengan jadwal yang benar. | Tidak akan menimbulkan resistensi walaupun jadwalnya fleksibel. |
Tidak aman jika dikonsumsi dalam jangka panjang, apalagi untuk seumur hidup. | Aman jika dikonsumsi dalam jangka panjang, apalagi jenis suplemen, sangat aman dikonsumsi seumur hidup untuk mempertahankan kesehatan. |
(NCBI, Oxford Med Journal, Medindia, Healindonesia)
sumber: www.lintas.me/go/memobee.com/aids-denialist-menguak-mafia-kesehatan-pada-kasus-hivaids
0 comments:
Posting Komentar
Berbagi pengalaman suport karena Allah